JAKARTA, 17 April 2025 – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengungkapkan adanya lonjakan signifikan kasus diabetes tipe 2 di kalangan remaja Indonesia selama tiga tahun terakhir. Data terbaru menunjukkan peningkatan sebesar 35% pada kelompok usia 15–24 tahun, yang sebagian besar terkait dengan pola makan tinggi gula dan gaya hidup sedentari.
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Kamis (17/4), Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, menyatakan bahwa fenomena ini merupakan “alarm serius” bagi kesehatan generasi muda. Ia menekankan bahwa konsumsi minuman manis berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan paparan stres digital menjadi faktor utama penyebab meningkatnya kasus diabetes tipe 2 di kalangan remaja.
Kemenkes juga mencatat bahwa peningkatan kasus tidak hanya terjadi di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tetapi juga mulai merambah ke wilayah semi-perkotaan dan pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa masalah ini telah menjadi isu nasional yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.
Di media sosial, topik ini menjadi perbincangan hangat. Tagar #RemajaSehatTanpaGula menjadi trending di Twitter, dengan banyak warganet berbagi pengalaman dan tips untuk mengurangi konsumsi gula serta meningkatkan aktivitas fisik. Beberapa influencer kesehatan juga turut serta dalam kampanye ini, mendorong gaya hidup sehat di kalangan remaja.
Sebagai langkah preventif, Kemenkes bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mengintegrasikan edukasi kesehatan dalam kurikulum sekolah. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang pentingnya pola makan sehat dan aktivitas fisik, guna mencegah peningkatan lebih lanjut kasus diabetes tipe 2 di masa mendatang.
Leave a Reply