PADANG – Kehamilan bukan hanya urusan ibu. Inilah pesan utama yang disuarakan dalam revitalisasi Kelas Ibu Hamil yang digelar di Kelurahan Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang. Meski program ini sudah berjalan, pelaksanaannya masih jauh dari ideal. Padahal, kebutuhan akan edukasi kehamilan semakin mendesak di tengah banyaknya persoalan yang dihadapi para ibu hamil di lapangan.
Melalui kegiatan bertema “Mendukung Anak Hebat Melalui Ibu Hamil yang Sehat”, para dokter muda dari IKM-KK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas menginisiasi sesi edukatif yang dihelat pada Sabtu (5/7) di Kantor KAN Pasar Ambacang. Salah satu narasumber utama, dr. Ida Rahman Burhan, menegaskan pentingnya kelas ini sebagai ruang strategis untuk membekali calon ibu dengan pemahaman tentang kehamilan hingga perawatan bayi.
“Masih banyak ibu hamil yang bingung harus berbuat apa. Padahal edukasi ini sangat penting agar ibu siap secara fisik dan mental, dan anak lahir dalam kondisi optimal,” ujar dr. Ida.
Bukan Hanya Ibu, Peran Ayah Juga Krusial
Salah satu isu penting yang mencuat adalah minimnya kehadiran para suami dalam proses edukasi kehamilan. Padahal, kehadiran ayah dinilai sangat menentukan dukungan emosional ibu.
“Suami itu bukan sekadar pendamping, tapi juga pelindung. Kehadiran mereka dalam kelas ibu hamil sangat diharapkan, agar mereka juga tahu bagaimana mendukung istrinya selama kehamilan,” tegas dr. Ida.
Ketiadaan peran ayah selama proses ini menjadi tantangan tersendiri. Karena itu, para penyelenggara mendorong perubahan paradigma bahwa membentuk generasi sehat dimulai dari sinergi ayah dan ibu sejak masa kehamilan.
Menyusun Pondasi untuk Masa Depan
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, para mahasiswa berkomitmen menyusun modul lengkap yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan kelas ibu hamil di masa depan. Tak hanya itu, kesepakatan bersama atau fakta integritas juga dirancang untuk melibatkan berbagai pihak – mulai dari kader kesehatan, camat, hingga puskesmas – agar kelas ini bisa berjalan secara berkelanjutan dan lebih merata di seluruh kelurahan.
Dari sembilan kelurahan yang ada di Kecamatan Kuranji, saat ini baru empat yang aktif menyelenggarakan kelas ibu hamil. Fakta ini menjadi alarm sekaligus pemacu semangat untuk memperluas cakupan program.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Ini adalah kerja bersama. Puskesmas, masyarakat, dan tokoh setempat harus bersatu,” tambah dr. Ida.
Hadiah dan Harapan
Kelas ibu hamil ini menargetkan 30 peserta setiap sesi, dengan narasumber yang kompeten, mulai dari bidan hingga dokter spesialis kandungan. Sebagai penyemangat, para peserta juga berkesempatan mendapatkan door prize menarik.
Namun lebih dari sekadar hadiah, kegiatan ini adalah tentang membangun komitmen bersama. Komitmen bahwa setiap ibu berhak mendapatkan edukasi, dan setiap anak berhak lahir dari rahim yang sehat serta lingkungan yang mendukung.
“Jika kita ingin melahirkan generasi hebat, kita harus mulai dari ibu yang sehat – dan itu tidak bisa dilakukan sendirian,” tutup dr. Ida.
Sementara itu, dokter muda yang menginisiasi acara ini adalah dr. Fajri Hidayat Jati, dr. Muhammad Ihsan Nabil Fadhlurrahman, dr. Baraz Aulia Achmad, dr. Nada Shafa Salsabila, dr. Alya Raudhatul Makna, dan dr. Rhona Nivolla. (*)
Leave a Reply